Friday, September 7, 2012

akhir cerita ini

Tuhan yang tahu semua perasaan gundahku hari ini. Mungkin inilah jawaban doa-doaku selama ini. Tidak ada lagi kata sayang. tidak ada lagi kata cinta, yang ada hanya kata sakit hati, kecewa, benci, dan amarah. Seandainya dia tahu aku masih menyayanginya dan seandainya dia tahu kalau aku masih berharap dia menjadi pribadi laki-laki yang dewasa. Berani mengungkapkan rasa sayangnya, berani mengutarakan perasaannya itu secara langsung padaku, bukan lewat orang lain, bukan lewat media sosial.

Semula aku pikir dia akan menjadi yang pertama dan terakhir buatku, karena aku mulai merasakan bagaimana harus berjuang ketika kita berani mencintai dan menyayangi seseorang. Tapi aku salah. Dia menghancurkan semua harapanku, apa yang sudah ku berikan tampaknya tidak berarti apa-apa buatnya. Tanpa dia sadari aku selalu belajar dan belajar dari setiap nasihat yang dia berikan, dia mau aku berubah jadi  lebih baik aku percaya itu bukan hanya untuk hubungan ini tapi juga untuk diriku sendiri. Tapi kenapa dia tidak bisa melakukan hal yang sama dalam dirinya ?

Jika rasa sayang itu ada kita pasti bisa melakukan apapun untuk orang yang kita sayangi bukan ?

Hmm...hari ini dia sudah mengakhiri segalanya. Hanya karena dokter khayalan yang ku umbar lewat twitterku. Dokter khayalan yang tidak pernah ada, karena dia hanya seorang tokoh pemanis cerita pendek yang ku buat untuk lomba yang ku ikuti. Tidak pernah ku sangka cerpen ini harus diakhiri dengan kisah yang menyedihkan sama dengan kisahku dengannya.

Karena jawaban-jawabanku semalam ditwitter padanya itu pun hanya bentuk rasa ingin tahuku sejauh mana dia mengenal hatiku, Namun ternyata dia tidak mengenal aku sama sekali. Dia berprasangka buruk tentang diriku, dia pikir aku benar-benar punya hubungan dgn orang lain. Sedihnya :(

Aku cuma bisa berharap suatu saat nanti kamu akan tahu kebenarannya dan baru sadar kalo apa yang kamu pikirkan tentangku itu salah. Cukup Tuhan yang tahu betapa tulusnya rasa sayangku selama ini.

No comments:

Post a Comment